Mayoritas penduduk Indonesia yang beragama muslim, termasuk saya,
pasti ada yang penasaran dengan kondisi masjid di negara yang notabene
penduduk muslimnya menjadi golongan minoritas. Kali ini saya mencoba
mengupas rasa penasaran tersebut dengan mengulas tentang masjid yang
berdiri di Jepang.
Di berbagai tempat, masjid menjadi
pusat komunitas muslim. Umat muslim bersama-sama menunaikan solat,
mengaji, membaca Al-Quran, dan memperdalam pengetahuan agama mereka.
Di
Jepang, ada sekitar 60 masjid (berdasarkan data Desember 2010), yang
sebagian besar dibangun 20 tahun terakhir. Masjid yang pertama dibangun
adalah masjid Kobe (dekat Osaka) tahun 1935.
Masjid Kobe tahun 1935 |
Masjid yang kedua dibangun
di Tokyo tahun 1938.
Masjid Tokyo |
Setelah tidak ada pembangunan masjid selama 30
tahun berikutnya, tahun 1960 beberapa masjid mulai dibangun kembali di
Jepang. Pesatnya pembangunan masjid dimulai setelah tahun 1990, dimana
para pendatang beragama muslim (yang kebanyakan datang pada tahun 80-an)
memerankan perkembangan ekonomi di Jepang. Para pendatang muslim ini
rata-rata menikah dengan orang Jepang yang akhirnya menjadi muallaf
(orang non-islam yang masuk islam). Komunitas muslim Jepang berkembang
pesat. Masjid menjadi pusat komunitas kecil, tersebar di seluruh Jepang.
Anak-anak sedang belajar bahasa Arab |
Masjid di Jepang tidak hanya menjadi tempat untuk beribadah, tetapi
juga untuk memperdalam ilmu agama terutama bagi para muallaf dan
generasi muda. Sebagian besar masjid menyediakan fasilitas untuk wanita
dan anak-anak.
Masjid yang hanya sekitar berjumlah 60 tersebut pada kenyataannya belum
memenuhi kebutuhan fasilitas beribadah umat muslim di Jepang, karena
masih banyak umat muslim di Jepang yang kesulitan untuk menemukan
masjid, terutama para umat muslim yang hanya menetap sementara di Jepang
(misalnya mahasiswa). Sebagian besar dari mereka rata-rata harus
menempuh jarak yang jauh untuk menuju masjid. Link dibawah ini diharapkan bisa membantu Anda untuk menemukan masjid terdekat di lokasi tempat Anda menetap di Jepang.
0 comments:
Post a Comment