8:38 AM
0
Handphone Softbank

 Jika di artikel sebelumnya saya membahas tentang etika penggunaan HP di Jepang, kali ini saya masih membahas soal dunia HP di Jepang. Orang Jepang menyebut HP dengan keitai denwa (携帯電話) atau keitai saja.
Bagi masyarakat Jepang, handphone (HP) menjadi kebutuhan penting. Berdasarkan hasil survei Cabinet Office, 31% siswa SD (Sekolah Dasar), 58% siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan 96% siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) pada saat ini menggunakan handphone. Ternyata, hal-hal yang bersangkutan dengan penggunaan handphone di Jepang mempunyai perbedaan dengan Indonesia.



Banyak Aturan dalam Membeli HP

Di Jepang, membeli HP tidak sesederhana membeli HP di Indonesia yang asalkan ada uang, siapapun, umur berapapun bisa membeli dan menjualnya dengan bebas dalam arti tanpa melalui agen resmi atau memerlukan banyak persyaratan. Di Jepang, HP hanya bisa dibeli di agen resmi (counter resmi) dengan menyertakan sejumlah persyaratan yang diminta oleh agen penjual seperti mengisi formulir, buku rekening bank, kartu identitas, dan lain-lain. Hal ini untuk memastikan identitas pengguna HP tersebut.

Tarif Penggunaan Bersifat Pascabayar


Tidak seperti di Indonesia yang sebagian besar operator menyediakan jasa pulsa prabayar, di Jepang malah sebaliknya. Bukan berarti tidak ada voucher pulsa prabayar, hanya saja masyarakat Jepang lebih memilih sistem pulsa pascabayar seperti telepon rumah yang dibayar di akhir bulan sesuai besarnya penggunaan tarif HP. Oleh karena itu, penjual voucher pulsa prabayar sangat tidak umum ditemukan disana.

Membeli HP = Membeli Nomor HP

Mengapa bisa begitu? Di Jepang, nomor HP yang terdapat pada SIM Card dijual satu paket dengan HP yang dibeli. Oleh karena itu, sebelum membeli HP, pembeli juga harus menentukan provider mana yang cocok dengannya. Sekali ia menggunakan sebuah nomor HP, maka kemungkinan besar seterusnya ia akan menggunakan nomor tersebut. Alasannya akan kamu ketahui setelah kamu membaca semua artikel ini

Peran Ganda Provider/Operator

Jika di Indonesia terdapat banyak provider/operator (pengelola jaringan HP seperti Telkomsel, Indosat, etc.), di Jepang hanya terdapat 3 provider yaitu NTT Docomo, AU KDDI, dan Softbank. Provider tidak hanya berfungsi sebagai agen penjual SIM card namun juga menjual HP (seperti punya brand HP sendiri). Di Indonesia, sistem ini mirip seperti Operator Esia yang juga menyediakan HP Esia (walaupun diproduksi oleh brand lain). Oleh karena itu, SIM card dan HP dijual satu paket.

Jarang Ganti Nomor atau Ganti Operator

Pengguna handphone di Indonesia bebas gonta ganti SIM card (baik nomor HP atau operatornya), kecuali bagi mereka yang menggunakan HP yang sudah di kunci (Locked). Sistem HP Locked yang saat ini kurang populer di pasaran Indonesia, malah terus berlaku di Jepang.
Di Jepang, HP yang beredar di pasaran dijual dalam posisi terkunci (Locked), dimana sang pengguna hanya bisa menggunakan SIM card dan provider HP yang sama. Contohnya kalau di Indonesia mirip HP Esia. HP dengan label ESIA yang diproduksi oleh Huawei hanya bisa digunakan memakai kartu Esia saja. Contoh di Jepang sendiri misalnya, kartu SIM Docomo juga harus dipasang di HP Docomo. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa orang Jepang jarang mengganti kartu/operator. Alasan lainnya adalah desain tempat SIM Card di HP dibuat terpencil dan sulit dijangkau karena memang bukan untuk gonta ganti kartu.

Soal Merk

Berbagai merk yang bisa dipilih seperti Sharp, Panasonic, Toshiba, NEC, Samsung, Nokia, Casio dan Kyocera, etc. Seiring perkembangan jaman, HP yang saat ini paling populer di Jepang adalah Iphone karena Apple mulai mendominasi pasaran Jepang. Merk yang populer di Indonesia seperti Blackberry malah tidak populer karena keypad QWERTY yang disediakan relatif jarang mereka gunakan.


Mail atau SMS?

Orang Jepang lebih memilih untuk menggunakan Mail dalam berkirim pesan ketimbang SMS dengan alasan terbatasnya karakter dalam SMS. Selain itu fitur mail pada HP mereka juga fleksibel dam cepat digunakan diluar negeri asalkan terdapat jaringan internet tanpa harus bayar mahal. Jadi selain punya nomor HP, orang Jepang juga punya alamat mail telepon, misalnya blablabla@docomo.ne.jp, dududu@softbank.ne.jp, etc. Alamat email juga bisa diganti.

HP Dijual Murah bahkan Gratis

Mengapa? Di Jepang, HP disubsidi oleh provider sehingga bisa lebih murah. Selain itu, ternyata di rentetan persyaratan saat membeli HP, pembeli juga diharuskan membuat kontrak dengan agen penjual selama 2 tahun. Hal ini dimaksudkan agar provider yang telah mensubsidi HP yang mereka jual tidak mendapat kerugian. Provider mendapat keuntungan dari pulsa yang dibeli oleh pengguna operator. Agar bisa menutup kerugian, setidaknya pengguna operator harus berlangganan pulsa selama 2 tahun. Untuk HP yang gratis, biasanya HP yang modelnya lama. Biar modelnya lama, tapi bukan berarti tidak canggih. Setidaknya model lama tersebut sudah mempunyai banyak fitur.

Jarang Ada Pencurian HP

Kasus pencurian HP sangat tidak lumrah terjadi, karena HP di Jepang mudah dilacak keberadaannya. Selain itu, jika sudah dicuri maka juga susah digunakan, karena HP tersebut sudah lekat dengan identitas pemilik aslinya. Itulah guna dari pemberian identitas saat membeli HP

Pindah Provider Tanpa Ganti Nomor

Hal ini berlaku di Jepang semenjak bulan Oktober 2006 dengan syarat harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak provider. Namun pada umumnya orang Jepang akan tetap setia pada satu provider saja. Perlu diketahui bahwa pelanggan setia suatu provider akan mendapatkan fasilitas lebih dari provider, seperti tarif yang lebih murah misalnya. Apabila orang Jepang mengganti provider, maka ia akan menjadi pelanggan baru provider lain, dan otomatis tidak akan mendapatkan fasilitas lebih.

Tarif Pulsa

Hal ini jelas berbeda dengan Indonesia. Di Jepang, tarif pulsa cukup mahal. Untuk bicara 30 detik biayanya sekitar 10 yen (Rp 1000,-). Pemakaian pulsa orang Jepang pada umumnya sekitar 5000 yen (Rp 500000) per bulan (bila hanya pemakaian standar). Pembayaran tagihan pulsa pascabayar juga disesuaikan dengan status pengguna. Misalnya, tarif golongan pelajar akan berbeda dengan tarif pegawai, atau tarif pelanggan lama dengan tarif pelanggan baru. Tarif antara prabayar dan pascabayar sama saja.
Provider juga menyediakan ketetapan yang menguntungkan pelanggan, misalnya gratis menelepon pada jam tertentu, tarif telepon murah sesama anggota keluarga, etc.

Flip vs Candybar


Umumnya masyarakat Jepang banyak yang menggunakan model HP flip / kerang / lipat  ketimbang candybar. Namun karena baru-baru ini Iphone mulai marak digunakan masyarakat Jepang, otomatis model yang digunakan adalah HP candybar / batangan.

Sekiranya itulah info yang bisa saya share. Jika ada pertanyaan, tambahan, dan saran yang membangun silakan comment saja ^_^ mudah-mudahan saya bisa membantu. Saran Anda sangat dibutuhkan

0 comments:

Post a Comment