6:55 PM
0
Judul         : Dua Pelangi
Penulis      : Hilman dan Gustin

A.    Ringkasan
 
Ricky pemuda jalanan berhati mulia dan mempunyai wajah oke, bersahabat dengan penyemir sepatu cilik bernama Oci. Kehidupan jalanan yang keras membuat mereka tegar. Garis nasib mempertemukan mereka berdua dengan Vika, gadis cantik yang sehari-hari mengasuh dua anak orang kaya, Toby dan Monik, dan menghadapi majikan cerewet, membuatnya harus ekstra sabar. Vika dipercaya oleh majikannya untuk menjaga Monik dan Toby karena kemampuan bela dirinya yang sudah tidak diragukan lagi. Masa kecil di panti asuhan membuat Vika menjadi gadis yang memiliki rasa sosial tinggi. Selain menyayangi kedua anak asuhnya, ia juga selalu memperhatikan dan membantu Oci yang notabene anak jalanan. Pertemuan Toby dan Monik dengan Oci ternyata mempersatukan Ricky dan Vika yang semula tidak saling mengenal. Ricky langsung jatuh cinta kepada Vika saat pertemuan pertama mereka. Semakin Ricky mengenal Vika, Ricky semakin yakin bahwa ia jatuh cinta kepada perempuan yang tepat.
 
Oci menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tinggal dan hidup bersama kakeknya yang akrab dipanggil Aki di sebuah gubuk dibalik mewahnya gedung-gedung tinggi di ibukota. Aki terpaksa membawa Oci ke Jakarta dari kampung untuk menyelamatkan Oci dari pembantaian Mat Item, musuh ayah Oci. Ibu Oci tewas dalam pembantaian tersebut, sementara Kartapraja, ayah Oci, akhirnya berhasil menyelamatkan diri dan kabur ke Jakarta. Ia menyamar sebagai seorang pemulung. Ia tak dapat menghampiri keluarganya, ia hanya bisa mengawasi Oci dan Aki dari kejauhan karena khawatir Mat Item masih mengawasinya dan mengetahui keberadaannya. Kebersamaan Oci dan Aki pada akhirnya harus terhenti karena Aki meninggal dunia.
 
Sepeninggal Aki, Oci beruntung karena masih ada Vika dan Ricky yang memerhatikannya dan merawatnya. Toby yang semula anak bandel, sangat benci kepada Oci dan sering berbuat jahil, sifatnya berangsur lebih baik semenjak Vika, Monik dan Toby mengetahui identitas Oci yang sebenarnya bahwa Oci adalah perempuan, bahkan diam-diam ia menyukai Oci. Monik yang semula menyukai Oci terpaksa membuang perasaannya jauh-jauh karena Oci adalah perempuan.
 
Persahabatan terjalin di antara ketiga anak itu, benih-benih cinta bersemi di hati Ricky dan Vika.

B.    Unsur Intrinsik

a.    Tema     : Kehidupan sosial
b.    Alur    : Alur gabungan
c.    Latar    :
-    Latar tempat :
1.    Pemukiman kumuh kota Jakarta : “…rumah bedeng di dekat bangunan tua bertingkat”
2.    Warung soto Bang Husen : “...mobil Vika tiba di depan warung soto Bang Husen.”
3.    Dunia luar kota Jakarta : “...Oci berjalan di tengah teriknya matahari kota Jakarta.”
4.    SD elite : “…Ricky menunggu Vika di depan SD elite itu.”
5.    Rumah mewah Pak Irfansyah : “Oci tak dapat menyembunyikan kekagumannya pada rumah mewah itu.”

-    Latar waktu :
1.    Pagi hari : “Pagi yang cerah.”
2.    Siang hari : “...Oci berjalan di tengah teriknya matahari kota Jakarta.”
3.    Malam hari : “…udah malem, Oci harus pulang…”

-    Latar suasana :
1.    Mencekam : “…preman-preman itu sukses menjebak Toby di sebuah gang buntu. Muka Toby pucet abis.”
2.    Bahagia : “…Oci senang karena saat ini lebih banyak orang yang memperhatikannya”
3.    Sedih : “…Oci menangis di sisi makam Aki ditemani Ricky.”
4.    Haru : “…Aki tampak terharu, matanya berkaca-kaca”

d.    Tokoh dan Penokohan :
-    Oci : Suka menolong, rendah hati, jago bela diri, tegar, selalu bersemangat, kreatif.
-    Aki : Tidak pernah menyerah, berjiwa muda, baik hati, jago bela diri, penyayang, bijaksana, kreatif.
-    Ricky : Tampangnya cuek, baik hati, tampan, suka menolong, kadang mudah putus asa, pemalu terhadap Vika.
-    Vika : Cantik, rendah hati, sabar, penyayang, jago bela diri, agak cuek terhadap Ricky, tegar, berjiwa sosial tinggi.
-    Monik : Adik Toby, bbaik, manis, kaya dan tidak sombong.
-    Toby : Rakus, gendut, sok jagoan, sombong, jail, walaupun nantinya sifatnya akan berubah lebih baik.
-    Pak Irfansyah : Ayah Toby dan Monik, tidak sombong, tidak pilih kasih, penyabar
-    Bu Ketty : Pemarah, pilih kasih, sangat saying terhadap Toby, sombong.
-    Kartapraja : Penyayang, sangat berhati-hati, tegar, tidak mudah menyerah, penyayang.
-    Leli : Ibu Oci, cantik, sangat menyayangi Oci, rela berkorban
-    Bang Husen : Iseng, baik hati, suka bercanda
-    Sony : Teman lama Vika, kaya, rupawan, sombong.
-    Bibi Mimi : Pengasuh Vika di panti asuhan, penyayang anak-anak, berjiwa sosial tinggi seperti Vika
-    Kusmilia : Ibu kandung Vika yang meninggal, penyabar, sangat sayang pada Vika

e.    Sudut pandang : Orang ketiga serba tahu

f.    Amanat :
-    Ilmu bela diri itu perlu agar tidak diinjak-injak, tapi bukan untuk menindas orang.
-    Apapun yang kita lakukan, jika dilakukan dengan penuh cinta, akan lebih berharga.
-    Kita harus mensyukuri apapun yang diberikan oleh Tuhan dengan lapang dada sehingga kita merasa bahagia
-    Jangan mudah putus asa
-    Tidak boleh membeda-bedakan orang dari penampilan dan status sosialnya
-    Tidak boleh sombong jika mempunyai harta dan kemampuan hebat
-    Kita harus tetap semangat dalam menjalani sepahit apapun kehidupan
-    Rezeki dan nasib manusia sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa
-    Kita tidak boleh mengisi hati dengan kebencian
-    Manusia adalah makhluk Tuhan. Kita sewaktu-waktu dapat dipanggil oleh-Nya, dan itu bukan karena kita tidak saling menyayangi
-    Menjadi orang tua hendaknya bijaksana dan tidak pilih kasih
-    Setiap masalah pasti ada solusinya

g.    Gaya bercerita : Sederhana, mudah dimengerti, tidak berbelit-belit

h.    Gaya bahasa     :
-    Metafora : “Raja siang malu-malu untuk keluar dari peraduannya”, “Dia gak rela anak emasnya dikatain”.
-    Hiperbola : “Bibirnya yang tipis monyong lima senti”
-    Asosiasi : “Semangat Aki keras bagaikan baja”.
-    Metonimia : “VW Safari warisan Bibi Mimi”.
-    Sarkasme : “Gw udah enek liat lo! Mau muntah!”
-    Klimaks : “Semua orang mulai beraktivitas, dari anak-anak yang mau berangkat sekolah , tukang sayur, sampai ibu-ibu yang buka front gosip”.

C.    Unsur Ekstrinsik

a.    Nilai moral
-    Berkata kasar dan berprasangka buruk kepada orang lain, merupakan moral yang buruk :
Si pemilik warteg itu melirik sekilas lalu mendengus, “Kecil-kecil udah berani ngemis, gedenya pasti jadi pelacur!”
-    Mengambil milik tanpa izin adalah moral yang buruk :
Di deretan rak makanan, ia buru-buru memasukkan roti ke balik bajunya, sambil menoleh ke kiri dan ke kanan.
-    Menghormati dan menyayangi orang tua adalah moral yang baik :
Oci bergegas masuk ke bedeng sambil membawa makanan untuk Aki. Oci mencium punggung tangan Aki, lalu dipeluknya Aki dengan sayang.
-    Peduli antar sesama adalah moral yang baik :
Toby buru-buru membungkuskan kue dan lauk pauk. “Tapi kamu bawa ini ya? Buat makan malem kamu sama kakek kamu”
-    Tabah dalam menghadapi cobaan adalah moral yang baik :
Aki nggak pernah ngajarin Oci untuk jadi orang yang cepat putus asa.
-    Membiarkan orang lain kesusahan adalah moral yang buruk :
Seolah-olah Emak Kusmilia adalah pengemis yang tidak perlu ditolong. Sepertinya nyawa Emak Kusmilia tidak berharga lagi.

b.    Nilai sosial
-    Tidak membeda-bedakan dalam berteman :
Vika bener-bener perhatian sama Oci yang notabene anak jalanan.
-    Peduli terhadap sesama :
“Kamu nggak apa-apa kan Ci?” tanya Monik panik.
-    Suka tolong-menolong :
Tanpa kata-kata, pembantu di warteg tadi memberikan sebungkus makanan, lalu ia pergi dan menghilang dibalik derasnya hujan.

Vika menyodorkan selembar amplop pada Linda, “Mudah-mudahan ini bisa bantu buat biayain panti asuhan ini.”
-    Bersosialisasi dengan tetangga :
Mang Agus, tetangganya, lewat dan berhenti menyapanya.
-    Berjiwa sosial tinggi:
Bibi Mimi-pemilik panti asuhan itu-membawanya ke kehidupan yang lebih baik. Ia membesarkan anak-anak bernasib sama seperti Vika dengan penuh kasih sayang.
-    Saling memaafkan
“Maafin Oci ki, Oci ngelanggar janji…”. Aki menghela nafas panjang. “Ya udah gak apa-apa, yang penting Aki tau kenapa kamu sampai berkelahi.”


c.    Nilai budaya
-    Penggunaan bahasa betawi pada sebagian orang Jakarta :
“Eh, tau gak Mpok, minggu depan laki aye kan mo beli motor”
-    Masyarakat Indonesia yang masih memakai tradisi membungkus beberapa makanan atau jajanan khas dengan daun pisang :
“Aki membekalinya dengan kue getuk yang dibungkus daun pisang”

d.    Nilai agama
-    Menunaikan ibadah shalat bagi umat muslim :
Aki dan Oci baru saja selesai shalat Subuh.
-    Percaya bahwa suatu saat nanti, setiap manusia akan dipanggil Tuhan :
“Oci, kita semua milik Tuhan. Aki bukan milik Oci dan Oci juga bukan milik Aki. Sewaktu-waktu salah satu dari kita akan dipanggil Tuhan.”


D.    Pendapat tentang Novel

Menurut saya, novel Dua Pelangi merupakan salah satu dari karya Hilman yang sangat bagus untuk dikoleksi, tidak kalah bagus dengan karyanya yang sebelumnya, “Lupus”. Cerita pada novel ini memotret kerasnya realita kehidupan sosial di ibukota, yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, membuat kita mampu mengimajinasikan apa yang penulis interpretasikan dengan mudah. Gaya bercerita yang digunakan juga sederhana, merupakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami, namun kesederhanaannya dalam bercerita tidak membuat orang jemu karena pengarang tetap menyisipkan variasi gaya bahasa.
Selain itu, cerita novel ini juga mengandung begitu banyak amanat dan pesan yang menyentuh bagi para pembaca, mengenalkan sikap yang benar dan memang semestinya dimiliki oleh kita dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan cobaan. Dengan membaca novel ini, kita seperti mendapatkan pengalaman yang lebih kaya dan lain dari sekadar membaca cerita mimpi.

0 comments:

Post a Comment