Banyak orang mempelajari bahasa namun tidak dapat mengucapkan sebagian besar kosakata dengan benar. Padahal, pengucapan dalam berbahasa itu penting. Oleh karena itu, pelajari bab berikut dengan baik :D
Hampir semua kata dalam bahasa Jepang ditulis (dalam huruf latin) dan diucapkan seperti dalam bahasa Indonesia, sehingga dalam mempelajari sistem pengucapan tidak terlalu sulit bagi orang Indonesia, jika dibandingkan dengan ucapan dalam bahasa asing lain seperti bahasa Inggris, bahasa Jerman, Bahasa Perancis, dan sebagainya. Dalam bahasa Jepang, hanya sedikit saja yang pengucapannya berbeda.
Terdapat 5 vokal dasar. Vocal dalam bahasa Jepang ada vocal pendek/biasa (sei’on) dan vocal panjang atau dobel (choo’on). Terkadang panjang pendek vocal ini dapat mempengaruhi arti. Adapun vocal tersebut adalah :
- A, dibaca sama seperti pada kata : jaya, para, sama, dan lain-lain
- I, dibaca sama seperti pada kata : bibi, sini, tapi, dan lain-lain
- U, dibaca sama seperti pada kata : suku, duka, sepatu, dan lain-lain
- E, dibaca sama seperti pada kata : sate, enak, hebat, dan lain-lain
- O, dibaca sama seperti pada kata : toko, orang, dosa, dan lain-lain
Dalam bahasa Jepang tidak mengenal konsonan, L, Q dan X, kecuali konsonan N dan konsonan rangkap, konsonan lainnya adalah diikuti vocal. Contoh : KA, SA, TA, NA, HA, dsb. Sedangkan cara baca konsonan tersebut hamper semua sama seperti dalam bahasa Indonesia kecuali beberapa konsonan dapat berubah bunyi , diantaranya adalah :
A. Huruf “g”
- di awal kata tetap dibaca g seperti pada kata : gagak, gila, garuk, dll. Kecuali kata bantu/partikel “ga” dapat dibaca “nga” atau tetap “ga”. Contoh : gakusei, gurafu.
- di tengah bisa dibaca “ng” seperti pada kata: ungu, sungai, dengan, dll. Contoh : nagai (nangai). Namun bisa juga tetap dibaca “g”. Contoh: kagi (kagi).
B. Huruf “n”
- Di akhir kata dibaca “ng” seperti pada kata : arang, senang, riang, dll. Contoh : Hon (hong), kin (king), dsb.
- Saat diikuti konsonan “k dan g” juga dibaca “ng”, contohnya pada kata genki (gengki), ginkoo (gingkoo), dsb.
- Saat diikuti konsonan “b”, “m”, dan “p” dibaca “m”. Contoh : enpintsu (empitsu), sanmai (sammai), shinbun (shimbung), dsb.
- Saat diikuti konsonan lain, tetap dibaca “n”. Contoh : tanjoobi, sensei
0 comments:
Post a Comment