11:54 PM
0
The Aramatsuri no Miya sanctuary, Ise Shrine. The most important of all Shinto shrines, Ise is dedicated to the sun goddess Amaterasu, believed to be the ancestor of the Imperial family.

Hal yang paling menarik tentang agama di Jepang adalah Shinto. Setelah kamu membaca artikel ini, kamu akan tahu bahwa Shinto lebih diartikan sebuah 'adat dan kebiasaan' daripada agama. Namun uniknya, biarpun begitu, Shinto juga mempunyai kuil. Yuk baca selengkapnya!

Banyak yang menyebutkan bahwa Shinto adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Jepang. Namun, Shinto lebih tepat disebut sebagai agama yang memuja alam. Agama ini menyembah matahari dan percaya bahwa kaisar Jepang adalah keturunan langsung dari Dewa Matahari atau Amaterasu Omikami.
Shinto merupakan campuran dari animisme dan dinamisme yaitu kepercayaan pada kekuatan benda, roh dan kekuatan spiritual, membuat adanya berbagai ritual dan perayaan bagi masyarakat Jepang. Kekuatan supernatural ini disebut dengan istilah KAMI dan ditambahkan kata akhiran SAMA (bentuk hormat untuk nama orang / dewa) sehingga menjadi KAMISAMA. Bisa dibilang, KAMISAMA adalah Tuhannya orang Jepang. Orang Jepang beranggapan, Tuhan hidup disekitar mereka, misalnya di laut, gunung, dll.

Shinto bukan agama yang menyembah leluhur. Kuil Shinto sama sekali tidak berfungsi sebagai tempat pemujaan leluhur dan Shinto tak mengenal upacara kematian. Ritual kematian menggunakan ajaran Budha atau Kristen. Kuil Shinto yang digunakan untuk memuja dewa hanya Ise Jingu, kuil milik keluarga kerajaan.

Shinto tak mengenal konsep surga dan neraka. Tak hanya itu, Shinto juga tidak mengenal konsep ibadah. Berdoa bukan suatu keharusan, namun penganut Shinto menganggap doa sebagai konsep menyembah dengan tujuan meminta sesuatu, misalnya lulus ujian, berumur panjang, diberi kesehatan, dll. Karena berdoa bukan kewajiban, maka ritual berdoa agama Shinto pun hanya dilakukan satu tahun sekali yaitu saat ada perayaan kuil atau tahun baru.

Pengertian Shinto secara etimologi juga cukup membingungkan.  Shinto sendiri sebenarnya sebutan bagi orang Budha untuk menyebut kepercayaan penduduk asli. Kata Shinto sendiri hampir tidak pernah disebut oleh orang Jepang. Orang Jepang tidak memusingkan soal perbedaan istilah tersebut. Shinto malah banyak diperbincangkan orang asing diluar Jepang. Kata 'Ajaran Shinto' TIDAK ADA dalam BAHASA JEPANG.

Rata-rata orang Jepang tidak mengaku beragama Shinto. Umumnya jika ditanya soal agama, mereka akan menjawab 'tidak menganut agama apapun' atau yang populer dengan istilah 'Agnostik'. Jadi sedikit janggal ketika istilah Shinto populer diluar Jepang sampai banyak orang asing menyebutkan mayoritas orang Jepang beragama Shinto, agama yang sama sekali asing di Jepang bahkan bukan dianggap sebagai 'agama', melainkan sebagai kebiasaan.

Hingga saat ini, Shinto tetap eksis di Jepang. Ditengah gencarnya agama baru yang muncul di Jepang, Shinto lebih menjadi pilihan orang Jepang. Hal tersebut dikarenakan shinto menerima ajaran baru tanpa membuang kepercayaan lama, menjunjung tinggi kebebasan beragama dan toleransi, serta lebih dekat dan sesuai dengan keseharian orang Jepang.

Reffrence : www.eonet.ne.jp

Tags :
Agama Jepang, Religi di Jepang, Kepercayaan orang Jepang, Agama Mayoritas Jepang, Shinto, Tuhan di Jepang.

0 comments:

Post a Comment